Risan Bagja

Di Atas KA Kahuripan

Di Atas KA Kahuripan
Di Atas KA Kahuripan

Kereta api yang kami gunakan untuk mencapai Jogja bernama Kahuripan. Kereta Kahuripan ini merupakan kereta kelas ekonomi yang melayani jalur Padalarang di Jawa Barat hingga Kediri di Jawa Timur. Kala itu harga tiketnya sendiri hanya 24 ribu rupiah saja. Terbilang sangat murah.

Kereta ekonomi ini berhenti hampir di setiap stasiun kecil, sehingga waktu tempuhnya pun sangatlah lama. Belum lagi kereta kasta terendah ini harus mengalah pada kereta bisnis atau kereta eksekutif yang akan melintas. Kami berangkat dari Stasiun Kiaracondong sekira pukul 8 malam. Dan baru sampai Jogja sekira pukul 7 pagi. Hampir 10 jam!

Ini adalah pengalaman pertamaku naik kereta ekonomi. Rasanya sungguh tidak terlupakan. Duduk di atas jok kursi yang sangat tipis. Sandaran kursi yang tegak. Orasi para pedagang yang tiada hentinya. Kecoa-kecoa yang bergentayangan, serta asap rokok yang mengepung. Beruntung saya pergi bersama anak-anak Belitung Merantau yang jenaka.

Melewatkan malam di atas kereta

Malam di atas kereta terasa sangat panjang. Kami mengalami kesulitan untuk tidur, karena bentuk kursi yang tidak manusiawi serta teriakan para pedagang sepanjang perjalanan. Kami melewatkan malam dengan ngobrol ngalor-ngidul, SMS-an, mendengarkan musik, membaca, bengong, dan main kartu.

Kursi kereta ekonomi yang tipis dan terlampau tegak.
Kursi kereta ekonomi yang tipis dan terlampau tegak.

Mati gaya, perjalanan masih jauh.
Mati gaya, perjalanan masih jauh.

Melewatkan waktu dengan bermain kartu.
Melewatkan waktu dengan bermain kartu.

Ragam ekspresi penumpang KA Kahuripan.
Ragam ekspresi penumpang KA Kahuripan.

Menghabiskan malam di kereta.
Menghabiskan malam di kereta.

Berjam-jam di atas kereta akhirnya sukses membuat kami kehilangan akal sehat. Perut yang kelaparan, ditambah angin yang menerobos dari jendela kereta—yang sulit ditutup—membuat diriku kalap. Jemari penumpang lain hampir akan kumakan. Beruntung teman-teman mengingatkanku.

Hampir memakan jari penumpang sebelah.
Hampir memakan jari penumpang sebelah.

Sing your heart out.
Sing your heart out.

Lamat-lamat suara roda-roda kereta yang bergesekan dengan rel mampu menghipnotis kami. Orasi-orasi penjaja makanan dan minuman pun kini lebih terdengar seperti lagu pengantar tidur. Kami pun terlelap.

Firman dan Gredy terlelap.
Firman dan Gredy terlelap.

Foto dari Unsplash oleh Braden Barwich.